Home Info Nelayan 7 Teknik Penangkapan Ikan Tradisional yang Mengalahkan Teknologi Modern
Info Nelayan

7 Teknik Penangkapan Ikan Tradisional yang Mengalahkan Teknologi Modern

Share
Teknik Penangkapan Ikan Tradisional
Share

Beritanelayan.com- Di era serba digital dan kemajuan teknologi yang pesat, siapa sangka teknik-teknik penangkapan ikan warisan nenek moyang masih memegang peranan penting. Beberapa metode tradisional ini tidak hanya bertahan, tapi justru membuktikan keunggulannya di tengah gempuran modernisasi.

Hingga sejauh ini banyak nelayan yang masih menggunakan teknik-teknik itu. Mari kita selami rahasia di balik teknik penangkapan ikan tradisional yang tetap relevan hingga saat ini!

Teknik Penangkapan Ikan Tradisional

  1. Bagan Tancap: Kebijaksanaan dalam Kesederhanaan

Di perairan Kepulauan Riau hingga Sulawesi, bagan tancap masih menjadi primadona. Struktur sederhana dari bambu yang ditancapkan ke dasar laut dengan jaring yang diturunkan saat malam hari memanfaatkan prinsip dasar ketertarikan ikan pada cahaya.

Tak perlu radar canggih atau sonar berteknologi tinggi, metode ini tetap menghasilkan tangkapan melimpah dengan gangguan minimal pada ekosistem laut.

  1. Sero: Labirin Jenius Penangkap Ikan

Sero adalah struktur seperti labirin dari bambu yang ditempatkan di perairan dangkal. Ikan yang terjebak akan berenang mengikuti dinding labirin hingga masuk ke dalam perangkap.

Teknik ini memanfaatkan pemahaman mendalam tentang perilaku ikan dan pasang surut air laut. Meski sederhana, efektivitasnya dalam menangkap ikan secara selektif sulit ditandingi teknologi modern.

  1. Pancing Ulur: Presisi yang Tak Tergantikan

Dalam dunia yang tergila-gila dengan efisiensi massal, pancing ulur membuktikan bahwa kualitas terkadang mengalahkan kuantitas.

Teknik penangkapan ini memungkinkan nelayan menangkap ikan secara selektif, menghindari tangkapan sampingan, dan menjaga kesegaran ikan dengan sempurna.

Tak heran, ikan hasil tangkapan dengan metode ini selalu diburu oleh restoran-restoran premium.

Baca Juga 7 Cara Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan dengan Teknologi

  1. Bubu: Perangkap Ramah Lingkungan

Bubu atau perangkap ikan tradisional terbuat dari anyaman bambu atau rotan dengan pintu masuk yang memudahkan ikan masuk namun sulit keluar.

Keunggulan utama bubu adalah kemampuannya menjaga ikan tetap hidup dan segar saat ditangkap. Di era konsumen yang semakin peduli dengan kualitas dan kesegaran, bubu menjadi pilihan yang semakin diminati.

  1. Rumpon: Teknologi Hijau Sesungguhnya

Rumpon adalah alat pengumpul ikan sederhana terbuat dari daun kelapa atau nipah yang diikat dan ditenggelamkan.

Metode ini menciptakan habitat buatan yang menarik bagi ikan kecil, yang kemudian mengundang ikan yang lebih besar.

Prinsip keberlanjutan dan pemahaman tentang rantai makanan ini menjadikan rumpon pilihan yang ramah lingkungan dibanding teknologi modern yang sering merusak habitat alami.

  1. Jaring Insang Hanyut: Presisi di Tengah Lautan

Jaring insang hanyut ditempatkan mengikuti arus air dan menangkap ikan yang berenang melewatinya. Ukuran mata jaring yang tepat memastikan hanya ikan dewasa yang tertangkap, memberikan kesempatan bagi ikan muda untuk tumbuh dan berkembang biak. Prinsip berkelanjutan ini sering luput dari teknologi penangkapan modern.

  1. Menjala: Seni dan Keterampilan

Menjala adalah teknik yang memerlukan keterampilan tinggi dan pengetahuan mendalam tentang perilaku ikan. Nelayan harus memahami waktu dan tempat yang tepat untuk melempar jala. Metode ini tidak hanya ramah lingkungan tapi juga menunjukkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Teknik penangkapan tradisional ini bukan sekadar peninggalan masa lalu, tapi warisan kebijaksanaan yang masih relevan dan bahkan dibutuhkan di era digital. Dalam dunia yang semakin mendambakan keberlanjutan, kearifan lokal ini menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusaknya.

Jadi, apakah kamu tertarik mencoba hasil tangkapan dari teknik penangkapan tradisional ini untuk sajian makan malammu berikutnya?

Penulis: Yuke Novfitria Hendri

Editor: Muhammad Rohman

Share
Written by
Muhammad Rohman -

Lebih suka dikenal sebagai Sejarawan

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles
Pelabuhan sebagai 'LinkedIn' Para Nelayan: Networking ala Komunitas Pesisir
Info NelayanKomunitas

Pelabuhan sebagai ‘LinkedIn’ Para Nelayan: Networking ala Komunitas Pesisir

Beritanelayan.com- Di era digital yang serba terkoneksi, pelabuhan tradisional masih menjadi ‘media...

Bahasa Isyarat Nelayan
KomunitasInfo Nelayan

Bahasa Isyarat Nelayan: Kode Rahasia yang Masih Bertahan di Era Digital

Beritanelayan.com- Di tengah hiruk pikuk komunikasi digital instan, masyarakat nelayan tradisional masih...

7 Jenis Terumbu Karang yang Berperan dalam Ekosistem Perairan
Info Nelayan

7 Jenis Terumbu Karang yang Berperan dalam Ekosistem Perairan

BERITANELAYAN.COM — Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem paling beragam dan penting...

Mengapa Nelayan di Indonesia Masih Menjadi Profesi yang Penuh Risiko
Info Nelayan

Mengapa Nelayan di Indonesia Masih Menjadi Profesi yang Penuh Risiko?

Beritanelayan.com- Nelayan merupakan salah satu profesi yang telah ada sejak lama di...