BERITANELAYAN.COM – eFishery adalah perusahaan yang memanfaatkan potensi akuakultur dan kemajuan teknologi. Dengan adanya teknologi yang sudah mutakhir, untuk menyediakan produk perikanan.
eFishery dilatarbelakangi dengan adanya kasus kelaparan di seluruh dunia. Dimana akan diperkirakan tahun 2030 sejumlah 660 juta orang akan mengalami kelaparan, ditambah dengan adanya pandemi kemarin yang secara signifikan memperburuk masalah ini.
Siapa Pemilik eFishery?
Merek yang dimiliki oleh PT. Multidaya Teknologi Nusantara yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Perusahaan yang berfokus mengembangkan teknologi manajemen dalam berbudidaya ikan untuk skala besar dan menengah.
eFishery didirikan oleh beberapa orang diantaranya adalah Gibran Huzaifah Amsi El Farizy, Muhammad Ihsan Akhirulsyah dan Chrisna Aditya pada tahun 2013.
Perjalanan Bisnis eFishery
Resmi didirikan pada Oktober 2013 oleh founder PT Multidaya Teknologi Nusantara. Awal karir yang diawali dengan pengembangan produk, yang sudah diriset dan melalui tahap percobaan untuk membuat prototipe dan eFishery Feeder Ikan. Dan juga mengandalkan tiga Eingeer.
Tahun 2014-2021 adalah perjalanan panjang yang sudah dilaluinya dalam mengembangkan bisnisnya. Mulai dari mendirikan kantor pusat dan gedung permanen, sebagai tempat untuk produksi dan kebutuhan komersil tahun 2015.
Tahun 2016 produksi massal eFishery Feeder dan dijual untuk pembudidaya ikan di Indonesia. Tahun berikutnya peluncuran untuk budidaya udang, di tahun yang sama Gibran Huzaifah masuk ke dalam daftar “30 Under 30 Asia 2017.”
Tahun – tahun berikutnya menjadi fokus eFishery mengembangkan produknya mulai dari eFishery Fresh, Program Kabayan dan Point. Dengan memperkuat bisnisnya yang fokus pada tiga yaitu ikan, udang dan distribusi produk perikanan.
Pendapatan eFishery
Meraih pendapatan sebesar Rp 10,8 triliun pada tahun 2023. Lewat Program Kabayan (Kasih, bayar, nanti ) mencapai jumlah 653 miliar. “Mandat kami adalah meningkatkan kehidupan pembudidaya melalui akuakultur, dan memperkuat peran teknologi dan akukultur dalam meningkatkan ketahanan pangan,” ungkap Gibran Huzaifah selaku CEO dan Co-Founder. ( sumber tempo.co)
Perusahaan ini juga berkomitmen untuk membantu 100 ribu kelompok budidaya pada tahun 2030 nanti, US$100 juta sebagai program pembiayaan, dan mengurangi resiko kelaparan bagi 1 juta penduduk pada tahun 2050.
Keberlanjutan dengan berkembang pesat lewat kolaborasi dengan para mitra riset. Diawali dengan early assessment berdasarkan empat standar, perbandingan dengan perusahaan global dan indeks ranking terkemuka seperti Bloomberg, Refinitiv, Corporate Knights, S&P dan Sustainalytics.
1 Comment